Klasifikasi Puisi, Pengertian, dan Ciri-Cirinya
Hai, sahabat Baca Aja...
Pada pembahasan sebelumnya Baca Aja telah mengulas (definisi puisi dan struktur pembangunnya). Kali ini kita akan membahas pengklasifikasian puisi berdasarkan waktu penciptaan dan ciri-ciri fisiknya.
Pada pembahasan sebelumnya Baca Aja telah mengulas (definisi puisi dan struktur pembangunnya). Kali ini kita akan membahas pengklasifikasian puisi berdasarkan waktu penciptaan dan ciri-ciri fisiknya.
Semakin ke sini puisi gak hanya diminati oleh penyair
dan penikmat seni. Banyak sekali masyarakat-generasi muda yang menyukai puisi.
Tapi, dari ciri fisiknya puisi-puisi yang ada pada saat ini lebih beragam. Ini
berarti puisi pada saat ini sudah banyak yang tidak lagi terikat dengan aturan
teknis yang ada pada puisi jaman dulu.
Perbedaan-perbedaan itu mengakibatkan adanya kesepakatan
kolektif untuk membagi jenis-jenis puisi beserta penjelasannya berdasarkan waktu
dan ciri-ciri fisiknya. Secara umum puisi dibagi menjadi dua, yaitu puisi lama
dan puisi baru. Namun, karena puisi terus mengalami perkembangan kemudian hadir
pula puisi kontemporer.
1. Puisi Lama (hingga tahun 1920-an)
Puisi ini bermunculan hingga sekitar tahun 1920.
Secara fisik terikat oleh aturan penciptaan yang meliputi:
- Jumlah kata dalam satu baris
- Jumlah baris dalam satu bait (± 4 baris)
- Memiliki rima (persajakan)
Adapun yang termasuk dalam puisi lama diantaranya:
Mantra adalah sebuah kata atau ucapan-ucapan pada masa
lampau yang dipercaya memiliki kekuatan gaib.
2. Pantun
Pantun adalah bentuk puisi lama yang memiliki sajak
a-b-a-b, setiap baris berisi 8-12 suku kata. Dua baris awal pada pantun
merupakan sampiran, sedangkan dua baris berikutnya disebut isi. Setiap bait
berisi empat baris.
3. Karmina
Karmina adalah bentuk pantun yang sangat pendek
sehingga sering disebut sebagai pantun kilat. Cirinya hanya berdiri atas dua
larik. Larik pertama disebut sampiran, sedangkan larik kedua disebut isi.
4. Seloka
Seloka adalah bentuk pantun yang saling berkaitan. Isi
seloka berupa nasehat yang ditulis dalam dua, empat, atau enam baris. Seloka
termasuk dalam puisi bebas.
5. Gurindam
Gurindam merupakan bentuk puisi lama yang banyak
berisi nasehat kehidupan. Ciri-cirinya terdapat bait yang terdiri dari dua
baris, memiliki sajak a-a-a-a. Pada masa lalu masyarakat Melayu sering menggunakan
gurindam sebagai media menasihati generasi penerusnya.
7. Syair
Syair adalah puisi yang berisi nasihat atau cerita.
Ciri-cirinya bersajak a-a-a-a, berisi empat baris dalam satu bait. Keempat
baris tersebut mengandung maksud penyair (bukan berupa sampiran).
8. Talibun
Talibun (pantun genap) adalah jenis pantun yang
terdiri dari bilangan genap (6, 8, 10) baris pada tiap satu baitnya.
2. Puisi Baru (tahun 1920- sekarang)
Puisi baru tidak lagi memiliki keterikatan terhadap
aturan penulisan seperti puisi lama. Penulisannya bebas, baik baris, suku kata,
maupun rima.
Adapun yang termasuk puisi baru diantaranya:
1. Balada
Badalah puisi baru yang menggambarkan cerita, terdiri
dari 3 bait, dengan masing-masing 8 larik, berima a-b-a-b-b-c-c-b kemudian
beralih rima a-b-a-b-b-c-b-c.
2. Himne
Himne adalah puisi baru yang digunakan untuk memuji
Tuhan, pahlawan atau tanah air.
3. Ode
Ode merupakan bentuk puisi baru yang berupa sanjungan
kepada seseorang yang berjasa. Oleh karena itu gaya bahasa yang digunakan dalam
puisi ode anggun dan santun.
4.Epigram
Epigram adalah jenis puisi baru yang didalamnya memuat
ajaran hidup.
5. Romansa
Romasnsa adalah jenis puisi baru yang dikarang oleh
penyair dan berisikan kisah cinta atau perasaan penyair tentang cinta.
6. Elegi
Elegi adalah jenis puisi baru yang berisi kesedihan.
7. Satire
Satire adalah puisi baru yang berisi kritikan.
8. Distikon
Distikon adalah sajak yang didalamnya berisi dua baris
kalimat dan setiap bait berima a-a.
9. Terzina
Terzina adalah jenis jenis puisi yang pada tiap
baitnya terdiri dari 3 baris
10. Kuatrain
Kuatrain adalah puisi yang terdiri dari 4 baris dalam
tiap baitnya.
11. Kuint
Kuint adalah puisi baru yang tiap baitnya berisi lima
baris.
12. Sektet
Sektet adalah puisi baru yang berisi enam baris pada
satu bait.
13. Septima
Septima adalah puisi yang pada tiap baitnya terdiri
dari tujuh baris.
14. Oktaf
Oktaf adalah jenis puisi baru yang pada tiap baitnya
berisi 8 baris.
15. Sonata
Sonata adalah puisi baru yang terdiri dari 14 baris.
3. Puisi Kontemporer
Puisi kontemporer adalah puisiyang memiliki kebebasan
berekspresi, tidak terikat oleh ketentuan baris, bait, dan rima. Bahkan bebas
membentuk kata baru meskipun kata yang digunakan adalah kata yang tidak dikenal
sebelumnya. Tujuan utama puisi ini adalah untuk menyampaikan gagasan atau ide.
Secara
fisik puisi kontemporer memiliki ciri sebagai berikut:
- Tipografi (bentuk tulisan) unik
- Penulisan kata, baris, dan baitnya tidak seperti penulisan puisi pada umumnya (nyeleneh)
- Terkadang sulit, bahkan tidak dapat dibaca karena hanya terdiri atas satu huruf, terdiri atas konsonan saja, atau terdiri atas tanda baca saja
- Menggunakan istilah yang tidak lazim
- Mengalami banyak pengulangan kata, frasa, atau kelompok kata
- Terkadang menggunakan pencampuran bahasa, baik bahasa Indonesia, bahasa daerah, maupun bahasa asing
- Menggunkan gaya bahasa parelisme dan hiperbola
4. Kesimpulan
Beberapa ciri khas sebuah puisi yang dapat disebut
sebagai puisi lama yaitu :
- Tidak diketahui nama pengarangnya (cenderung bersifat kolektif), seringkali berupa puisi rakyat
- Terikat oleh aturan, jumlah baris tiap bait, jumlah suku kata pada tiap baris
- Dari mulut ke mulut (secara lisan), dapat disebut sebagai folklor
- Majas (gaya bahasa) yang digunakan bersifat tetap dan klise
- Istanasentris, menggambarkan masa kerajaan
Ciri khas puisi baru antara lain :
- Jelas nama pengarangnya
- Tidak terikat aturan bait, baris, suku kata, dan rima bebas
- Diungkapkan secara lisan dan tulis
- Majas bersifat dinamis
- Menggambarkan kehidupan pada umumnya
Comments
Post a Comment